Jumat, 01 Februari 2013

makalah keperawatan pada anak



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Pediatri berkenaan dengan kesehatan bayi,anak dan remaja, pertumbuhan dan perkembangannya,dan dan kesempatannya untuk mencapai potensi penuh sebagai orang dewasa. Sebagai dokter, yang memikul suatu tanggung jawab atas kemajuan fisik, mental dan emosional dari konsepsi sampai kedewasaan, dokter anak harus menaruh perhatian pada pengaruh social atau lingkungan yang mempunyai dampak besar pada kesehatan dan kesejahteraan anak dan keluarganya, serta system organ dan proses – proses biologi tertentu. Kelompok muda sering kali merupakan kelompok yang paling rentan atau dirugikan dalam masyarakat, dan oleh karena itu kebutuhan – kebutuhan mereka memerlukan perhatian khusus.

B.    TUJUAN
1)     Untuk mengetahui bagaimana cara pencegahan kecelakaan pada anak.
2)     Untuk mengetahui bagaimana cara membimbing dan memberikan penyuluhan pada orang tua anak.
3)     Untuk mengetahui rancangan  program  bermain pada anak.
4)     Untuk mengetahui dampak hospitalisasi pada anak,dan bagaimana cara berkomunikasi dengan anak dan memberikan penyuluhan pada orang tua anak.

C.    MANFAAT
1)     Mahasiswa mengetahui bagaimana cara pencegahan kecelakaan yang terjadi pada anak.
2)     Mahasiswa mengetahui bagaimana cara membimbing dan memberikan penyuluhan pada orang tua anak.
3)     Mahasiswa mengetahui rancangan program bermain pada anak.
4)     Mahasiswa mengetahui dampak hospitalisasi pada anak, dan bagaimana cara berkomunikasi dengan anak dan memberikan penyuluhan pada orang tua anak.









BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


Konsep perkembangan usia anak

Keperawatan anak merupakan keyakinan atau pandangan yang dimiliki perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan pada anak yang berfokus pada keluarga (family centered care), pencegahan terhadap trauma (atraumatic care), dan manajemen kasus.
        Keluarga merupakan unsur penting dalam perawatan anak mengingat anak bagian dari keluarga. Kehidupan anak dapat ditentukan oleh lingkungan keluarga , untuk itu keperawtan anak harus mengenal keluarga sebagai tempat tinggal atau sebagai konstanta tetap dalam kehidupan anak (Wong, Perry & Hockenberry , 2002 ) . sebagai perawat, dalam memberikan pelayanan keperawatan anak, harus mampu memfasilitasi keluarga dalam berbagai bentuk pelayanan kesehatan baik berupa pemberian tindakan keperawatan langsung maupun pemberian pendidikan kesehatan pada anak. Selain itu, keperawatan anak perlu memperhatikan kehidupan sosial,budaya,dan ekonomi keluarga karena tingkat sosial,budaya dan ekonomi dari keluarga dapat menentukan pola kehidupan anak selanjutnya faktor-faktor tersebut sangat menentukan perkembangan anak dalam kehidupan di masyarakat.
       Dalam keperawatan anak,yang menjadi individu ( klien ) dalam hal ini adalah anak, anak diartikan sebagai seseorang yang berusia kurang dari delapan belas tahun dalam masa tumbuh kembang dengan kebutuhan khusus baik kebutuhan fisik,psikologis,sosial dan spiritual.
         Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun) usia bermain / oddler (1-2,5 tahun),prasekolah (2,5-5 tahun),ion. usia sekolah (5-11 tahun) hingga remaja (11-18 tahun). Rentang ini berbeda antara anak satu dengan yang lain mengingat latarbelakang anak berbeda.Pada anak terdapat rentang perubahan pertumbuhan dan perkembangan yaitu rentang cepat dan lambat. Dalam proses berkembang anak memiliki ciri fisik,kognitif,konsep diri,pola koping dan perilaku sosial.

1.1  Ruang Lingkup
Lingkup praktik keperawatan anak merupakan batasan asuhan keperawatan yang diberikan pada klien anak dari usia 28 hari sampai 18 tahun atau usia bayi baru lahir samapi 12 tahun (gartinah, dkk 1999). Dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak harus berdasarkan kebutuhan dasar anak yatu kebutuhan untuk tumbuh kembang anak seperti asuh,asih dan asah (Sularyo,1993).

a.     Kebutuhan Asuh
Kebutuhan dasar ini merupakan kebutuhan fisik yang harus dipenuhi dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Kebutuhan ini dapat meliputi kebutuhan akan gizi atau nutrisi,kebutuhan pemberian tindakan keperawatan dalam meningkatkan dan mencegah terhadap penyakit, kebutuhan perawatan dan pengobatan apabila sakit, kebutuha akan tempat atau perlindungan yang layak,kebutuhan higiene perseorangan dan sanitasi lingkungan yang sehat,kebutuhan akan pakaian, kebutuhan kesehatan jasmani dan akan rekreasi, dan lain-lain.
b.    Kebutuhan Asih
Kebutuhan ini berdasarkan adanya pemberian kasih sayang pada anak atau memperbaiki psikologi anak. Perkembangan anak dalam kehidupan banyak di tentukan perkembangan psikologis yang termasuk didalamnya adanya perasaan ksih sayang atau hubungan dengan orang tua atau orang disekelilingnya karena akan memperbaiki perkembangan psikososialnya.
c.     Kebutuhan Asah
Kebutuhan ini merupakan yang harus dipenuhi pada anak, untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan secara optimal dan sesuai dengan usia tumbuh kembang. Pemenuhan kebutuhan asah(stimulasi mental) akan memperbaiki perkembangan anak sejak dini sehingga perkembangan psikososial, kecerdasan, kemandirian dan kreatifitas pada anak akan sesuai dengan harapan atau usia pertumbuhan dan perkembangan.

1.2  Peran Perawat Anak
a.     Family advocy
·            Melindungi anak dalam pelanggaran hak yaitu hak utnuk tolak perawatan, hak untuk pilih dokter, hak untuk menolak obat
·            Bertanggung jawab pada diri sendiri, profesi,institusi, pasien dan keluarga
b.    Prefention
·            Merencanakan perawtan dengan mempertimbangakan aspek tumbuh kembang anaka yaitu nutrisi dan imunisasi
·            Perawat membinging orang tua untuk mencegah kemungkinan adanya masalah
·            Perawat tidak hanya mencegah penyakit atau kecelakaan fisik tetapi juga untuk meningkatakan kesehatan mental
c.     Health teaching
Tidak dapat dipisahkan dengan Family Advocy dan Prevent. Perawat memberikan pendidikan yang tepat dalam role model
d.    Counseling
mengatasi stress.
e.     Therapetik Role
Perawat membantu kebutuhan fisik dan mental anak termasuk makan-minum, mandi, pakaian, keamanan dan sosialisasi
f.     Kolaborasi holistik
Perawat mengadakan kolaborasikan dengan tim kesehatan lainnya. Mengkomunikasikan pendapatnya terhadap anggota tim kesehatan lainnya.
g.    Health Care Planning
·            Perawat secara aktif berperan aktif masyarakat luas
·            Memelihara  anak
·            Harus tahu kebutuhan masyarakat
·            Tidak hanya memberikan jiwa baru tetapi juga meningkatkan kualitas

h.     Researcher
Peran ini sangat penting yang harus dmiliki oleh semua perawat anak. Sebagai peneliti perawat harus melakukan kajian-kajian keperawatan anak, yang dapat dikembangkan untuk perkembangan teknologi keperawatan. Peran sebagai peneliti dapa dilakukan dalam meningkatkan mutu pelayanan keperawatan anak

1.3  Dampak Sistem Yankes terhadap Keperawatan Anak
-  Pencapaian derajat kesehatan yang tinggibagi anak sebagai satu bagian dari sistempelayanan   kesehatan di keluarga. 
-  Meningkatkan kepuasaan anak dan keluarga 
-  Mengurangi fragmentasi pemberian asuhan

1.4  Persektif Keperawatan Anak
Perawatan anak adalah suatu prate keperawtan yang menekankan pada status kesehatan anak dari bayi sampai remaja. Tujuan keperawtan anak adlah membantu anak sehat/sakit untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal sesuai dengan tingakat perkembanganya.
Orientasi penekannya tidak pengobatan anak sakit tetapi pada promotif dan preventif. Berfokus kepada pendekatan anak dan keluaraga. Keluarga bertanggung jawab pada perawatan anak dengan bantuan perawat. Indikator derajat kesehatan anak yaitu :
a.     Umur harapan hidup
b.    Angka kematian bayi
c.     Maternal Mortality Rate

1.5  Upaya Keperawatan Anak dalam Penanggulangan Masalah kesehatan jiwa di Klinik dan komunitas
a.     Ajak berbicaa telebh dahuu dengan orang tua sebelum berkomunikasi dengan anak atau mengkaji anak dengan menjalin hubungan dalam tindakan keperawatan.
b.    Lakukan kontak dengan anak dengan mengawali bercerita atau teknik lain agar anak mau berkomunikasi
c.     Berikan mainan sebelum masuk kedalam pembicaraan inti
d.    Berikan kesempatan pada anak untuk memilih tempat pemeriksaan yang diiinginkan sambil duduk, berdiri, atau tidur
e.     Lakukan pemeriksaan dari sederhana ke kompleks, pemeriksaan yang berdampak trauma lakukan diakhir pemeriksaan
f.     Hindari pemeriksaan yang menimbulkan ketakutan pada anak dan beri kesempatan untuk memegang alat periksa








BAB III
PEMBAHASAN

A. Kasus :
An. D (6th), An C (7th) dan An B (6th) dirawat di bangsal anak dengan kasus Thypoid saat ini ketiga anak ini sudah tidak panas, tidak mual, dan tidak muntah, tetapi cenderung diam dan ketakutan ketika perawat datang untuk memberikan tindakan keperawatan

Berdasarkan kasus diatas, diskusikan dalam kelompok, mengenai :
1.     Bagaimanakah karakteristik anak yang berada pada tahap perkembangan usia pada kasus ini?
- anak merasa takut pada perawat saat melakukan tindakan keperawatan
- anak merasa depresi selama dirawat dirumah sakit

2.     Bagaimanakah prinsip bermain yang sesuai dengan tahapan tahapan tumbuh kembang klien anak pada kasus ini?

Menurut kelompok kami prinsip bermain yang sesuai dengan tahapan-tahapan kembang anak pada kasus tersebut adalah bagaimana perawat dapat berinteraksi baik dengan klien tersebut sehingga klien tersebut mau menceritakan apa keluhan dan ketidaksukaannya sehingga ia tidak berdiam diri.


3.     Program bermain apa sajakah yang sesuai dengan tahapan tumbuh kembang klien anak pada kasus ini?
Program bermain yang digunakan yaitu :
·         Bermain puzzle , untuk melatih ketepatan dan kecerdasan
·         Bermain konstruksi, melatih kreatifitas
·         Menyanyi, melatih daya ingat.
Program tersebut bertujuan untuk:
Ø  Pengembangan aspek fisik, misalnya kegiatan-kegiatan yang dapat merangsang pertumbuhan fisik anak
Ø  Pengembangan bahasa, seperti melatih berbicara dengan menggunakan kalimat yang benar
Ø  Pengembangan aspek kognitif, antara lain pengenalan suara, ukuran, warna dan bentuk
Ø  Pengembangan aspek social, khusunya dalam hubungannya dengan interaksi ibu dan anak, keluarga dan masyarakat. 


·         Pencegahan Kecelakaan Pada Anak

         Pada setiap kunjungan anak sehat, pencegahan anak dari kemungkinan kecelakaan juga harus didiskusikan. Beberapa kemungkinan yang dapat membahayakan keselamatan anak di lingkungan sekitar rumah perlu ditekankan sama pentingnya dengan masalah keselamatan dalam berkendaraan. Sirup ipecac dapat diberikan saat kunjungan anak umur 6 bulan, dan nomor telepon Pusat Pengendalian Keracunan setempat harus diberikan pada orang tua.
         Agar anak dan orang tua lebih berperan penuh dalam proses tersebut , aspek perkembangan pencegahan kecelakaan harus ditekankan. Misalnya, kemampuan anak untuk merangkak, memegang serta memasukan benda kedalam mulutnya merupakan masalah pencegahan keracunan terutama , pada saat kritis dimana tahap perkembangan anak telah tercapai. Dengan demikian sirup ipecac di setiap rumah untuk “ pencegahan kecelakaan “ pada anak menjadi penting artinya.


·         Bimbingan Dan Penyuluhan Pada Orang Tua Anak

a)     Bimbingan  dan penyuluhan seorang perawat terhadap orang tua anak:
Ø  Tujuan umum:
1)     Untuk meningkatkan peranan ibu dan anggota keluarga lainnya untuk sedini mungkin memberikan stimulasi pada tumbuh kembang anak yang menyeluruh dalam aspek fisik , mental , dan social, yakni terbentuknya manusia Indonesia seutuhnya yang menghayati dan dapat mengamalkan pancasila.
Ø  Tujuan khusus.

2)     Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran ibu dan anggota keluarga lainnya tentang pentingnya :
ü  Proses tumbuh kembang anak balita dalam aspek fisik, mental dan social.
ü  Pelayanan yang tepat dan terpadu yang tersedia bagi anak , misalnya di Posyandu.

3)    Meningkatkan ketrampilan ibu dan anggota keluarga lainnya dalam mengusahakan tumbuh kembang anak secara optimal, antara lain dengan stimulasi mental dengan menggunakan Alat Permainan Edukatif (APE) dan memanfaatkan pelayanan yang
tersedia.

·         Bermain Pada Anak
Anak memerlukan alat bermain bervariasi, sehingga bila dia bosan permainan yang satu, dapat memilih permainan yang lainnya. Misalnya, anak-anak tidak hanya menghabiskan waktunya untuk bermain dengan pasir, balok, ataupun krayon, tetapi ia harus punya waktu walaupun sedikit untuk pertumbuhan otot-ototnya dengan bermain tali, bola, naik sepeda dan lain-lain.
Bermain harus seimbang, artinya harus ada keseimbangan antara bermain aktif dan yang pasif yang biasanya disebut hiburan. Dalam bermain aktif kesenangan diperoleh dari apa yang diperbuat oleh mereka sendiri, sedangkan bermain pasif kesenangan didapat dari orang lain.
1.     Bermain aktif
*       Bermain mengamati atau menyelidiki (exploratory play).
Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan tersebut. Anak memperhatikan alat permainan, mengocok-ngocok apakah ada bunyi, mencium, meraba, menekan, dan kadang-kadang berusaha membongkar.
*       Bermain konstruksi (construction play)
Pada anak umur tiga tahun, misalnya dengan menyusun balok-balok menjadi rumah-rumahan dll.
*       Bermain drama (dramatic play)
Misalanya main sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan saudara-saudaranya atau dengan teman-temannya.
*       Bermain bola, tali, dsbnya
2.     Bermain pasif
Dalam hal ini anak berperan pasif, antara lain dengan melihat dan atau mendengar. Bermain pasif ini adalah ideal, apabila anak sudah lelah bermain aktif dan membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya. Contohnya: melihat gambar-gambar dibuku-buku atau majalah, mendengarkan ceraita atau music, menonton televise dan lain-lain.

·         Pembuatan Rancangan Program Bermain Pada Anak

A. ISI PROPOSAL BERMAIN

1.     Topic/judul/tema:
·         Puzzle
·         Bermain konstruksi
·         Menyanyi
2.     Alasan pemilihan topic
Agar anak bisa menyusun puzzle dengan tepat, menyusun balok sesuai kreatifitas, agar bisa menghafal lirik dan menyanyikan lagu.
3.     Tujuan (TIU dan TIK)
·         TIU
Anak dapat mencapai tugas perkembangan secara optimal sesuai dengan tahapan perkembangan
·         TIK
-          65% anak mampu Menyusun puzzle
-          70% anak mampu  menyusun balok
-          85% anak mampu menyanyikan lagu
4.     Waktu pelaksanaan
·         Hari/tanggal      : jumat, 23 Maret 2012
·         Pukul                : 10.00 – 11.30 WIB
5.     Tempat dan setting tempat
·         Tempat : ruang perawatan anak ruang melati
·         Setting tempat
·          
 






Keterangan:

                       
pemimpin
moderator
fasilitator
observer
                       
 anak
            orangtua

6.     Karakteristik permainan
·         Menurut isi :
ü  Unoccupied behavior play
Situasi/obyek di sekeliling digunakan sebagai alat permainan
·         Menurut karakteristik social
ü  Solitary play
Bermain bersama tapi alat permainan beda, tidak ada kontak
ü  Parallel play
Alat permainan sama tapi tidak ada kontak
7.     Sasaran (umur dan karakteristik)
·         An D (6 th)
Karakteristik: polos, aktif
·         An C (7 th)
Karakteristik : polos, cuek, aktif
·         An B  (6 th)
Karakteristik : polos, akti, ceriwis
8.     Metode
·         Menyusun puzzle dan balok sesuai kreatifitas
·         Menyanyi bersama
9.     Media   :menggunakan puzzle dan balok
10.  Hal yang perlu diperhatikan     : nangis, terlepasnya infuse, memperhatikan kondisi anak saat bermain
11.  Antisipasi                                             : pemasangan pelundung tempat tidur, anak terlihat lelah
12.  Strategi bermain
no
Tahap
Waktu
pelaksana
Kegiatan petugas
Kegiatan peserta
1.
Pembukaan
10.00
moderator
Memberi salam, berdoa,
Menjawab salam
2.
Program bermain
10.15
Pemimpin pelaksana
Memberi permainan
Puzzle dan balok
Mengikuti program bermain yang diberikan
3.
Penutup
11.15
moderator
Bernyanyi, berdoa,
Ikut bernyanyi, ikut berdoa


13.  Analisis tugas
·         Motorik kasar : anak duduk di tempat tidur
·         Motorik halus : anak bisa membedakan suara dan berbagai macam gamabr
·         Bahasa             : tidak resmi (anak-anak)
·         Aspek social     : dapat berkomunikasi dengan baik antara anak-anak dan perawat
·          
14.  Pengorganisasian
a)     Ketua                                       : perawat …
Tugas:
*       Mengkoordinir pelaksanaan program bermain
*       Mengadakan kontrak dengan pasien dan keluarga
*       Meminta ijin dengan kepala ruang
b)    Moderator                                : perawat …
Tugas :
*       Memandu acara selama program bermain
c)     Pemimpin permainan   : perawat …
Tugas:
*       Memimpin acara selama program bermain
*       Menunjukkan gambar dan mengeluarkan suara hewan
*       Mengajak anak bernyanyi
d)    Fasilitator                                 : perawat …
Tugas:
*       Menyediakan tempat/sarana, alat/bahan yang diperlukan dalam program bermain
e)     Observer                                  : perawat …
Tugas:
*       Mengamati anak-anak saat jalannya permainan
15.  evaluasi
a)     struktur
-          fasilitator menyiapkan alat dengan baik
-          fasilitator menempatkan anak dalam posisi yang nyaman
-          moderator membuka dan menutup acara permainan dengan baik dan mendapat antusias dari anak-anak
b)    proses
dengan cara mengamati semua perilaku yang ditunjukkan oleh anak selama permainan berlangsung
c)     hasil
-          65% anak mampu Menyusun puzzle
-          70% anak mampu  menyusun balok
-          85% anak mampu menyanyikan


·         Dampak hospitalisasi pada anak, dan bagaimana berkomunikasi pada anak dan penyuluhan kepada orang tua
Walaupun anak mengalami sakit dan atau dirawat tugas perkembangan tidaklah berhenti. Hal ini bertujuan; melanjutkan tumbuh dan kembang selama perawatan sehingga kelangsungan tumbuh kembang dapat berjalan, dapat mengembangkan kreatifitas dan pengalaman, anak akan mudah beradaptasi terhadap stress karena penyakit yang dirawat.





BAB IV
PENUTUP


Kesimpulan
                    Tumbuh kembang anak sangat berpengaruh pada kreatifitas anak yang terus berjalan sesuai tingkat usianya, hal ini harus diperhatikan oleh perawat khususnya bagi anak-anak yang dirawat inap. Menjadi perhatian perawat karena takutnya anak yang mengalami rawat inap akan menjadi bosan dan tidak mau dirawat.

Saran
                    Bagi para mahasiswa keperawatan agar lebih berkreatifitas dalam memberikan asuhan keperawatan kepada anak-anak agar lebih bersabar dan perhatian kepada anak-anak sehingga anak-anak tidak bosan selama rawat di rumah sakit.


























DAFTAR PUSTAKA

dr.Soetjiningsih, SpAK .Tumbuh Kembang Anak . Buku Kedokteran. Jakarta. 1995.

Nelson. Ilmu Kesehatan Anak. Buku Kedokteran. Jakarta. 1999.

1 komentar: