BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pediatri
berkenaan dengan kesehatan bayi,anak dan remaja, pertumbuhan dan
perkembangannya,dan dan kesempatannya untuk mencapai potensi penuh sebagai
orang dewasa. Sebagai dokter, yang memikul suatu tanggung jawab atas kemajuan
fisik, mental dan emosional dari konsepsi sampai kedewasaan, dokter anak harus
menaruh perhatian pada pengaruh social atau lingkungan yang mempunyai dampak
besar pada kesehatan dan kesejahteraan anak dan keluarganya, serta system organ
dan proses – proses biologi tertentu. Kelompok muda sering kali merupakan
kelompok yang paling rentan atau dirugikan dalam masyarakat, dan oleh karena
itu kebutuhan – kebutuhan mereka memerlukan perhatian khusus.
B.
TUJUAN
1) Untuk
mengetahui bagaimana cara pencegahan kecelakaan pada anak.
2) Untuk
mengetahui bagaimana cara membimbing dan memberikan penyuluhan pada orang tua
anak.
3) Untuk
mengetahui rancangan program bermain pada anak.
4) Untuk
mengetahui dampak hospitalisasi pada anak,dan bagaimana cara berkomunikasi
dengan anak dan memberikan penyuluhan pada orang tua anak.
C.
MANFAAT
1) Mahasiswa
mengetahui bagaimana cara pencegahan kecelakaan yang terjadi pada anak.
2) Mahasiswa
mengetahui bagaimana cara membimbing dan memberikan penyuluhan pada orang tua
anak.
3) Mahasiswa
mengetahui rancangan program bermain pada anak.
4) Mahasiswa
mengetahui dampak hospitalisasi pada anak, dan bagaimana cara berkomunikasi
dengan anak dan memberikan penyuluhan pada orang tua anak.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Konsep perkembangan usia anak
Keperawatan anak merupakan
keyakinan atau pandangan yang dimiliki perawat dalam memberikan pelayanan
keperawatan pada anak yang berfokus pada keluarga (family centered care),
pencegahan terhadap trauma (atraumatic care), dan manajemen kasus.
Keluarga merupakan unsur penting dalam
perawatan anak mengingat anak bagian dari keluarga. Kehidupan anak dapat
ditentukan oleh lingkungan keluarga , untuk itu keperawtan anak harus mengenal
keluarga sebagai tempat tinggal atau sebagai konstanta tetap dalam kehidupan
anak (Wong, Perry & Hockenberry , 2002 ) . sebagai perawat, dalam
memberikan pelayanan keperawatan anak, harus mampu memfasilitasi keluarga dalam
berbagai bentuk pelayanan kesehatan baik berupa pemberian tindakan keperawatan
langsung maupun pemberian pendidikan kesehatan pada anak. Selain itu,
keperawatan anak perlu memperhatikan kehidupan sosial,budaya,dan ekonomi
keluarga karena tingkat sosial,budaya dan ekonomi dari keluarga dapat
menentukan pola kehidupan anak selanjutnya faktor-faktor tersebut sangat
menentukan perkembangan anak dalam kehidupan di masyarakat.
Dalam keperawatan anak,yang menjadi individu ( klien ) dalam hal ini
adalah anak, anak diartikan sebagai seseorang yang berusia kurang dari delapan
belas tahun dalam masa tumbuh kembang dengan kebutuhan khusus baik kebutuhan
fisik,psikologis,sosial dan spiritual.
Anak merupakan individu yang berada
dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja.
Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi
(0-1 tahun) usia bermain / oddler (1-2,5 tahun),prasekolah (2,5-5 tahun),ion.
usia sekolah (5-11 tahun) hingga remaja (11-18 tahun). Rentang ini berbeda
antara anak satu dengan yang lain mengingat latarbelakang anak berbeda.Pada
anak terdapat rentang perubahan pertumbuhan dan perkembangan yaitu rentang
cepat dan lambat. Dalam proses berkembang anak memiliki ciri
fisik,kognitif,konsep diri,pola koping dan perilaku sosial.
1.1 Ruang
Lingkup
Lingkup praktik keperawatan
anak merupakan batasan asuhan keperawatan yang diberikan pada klien anak dari
usia 28 hari sampai 18 tahun atau usia bayi baru lahir samapi 12 tahun
(gartinah, dkk 1999). Dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak harus
berdasarkan kebutuhan dasar anak yatu kebutuhan untuk tumbuh kembang anak
seperti asuh,asih dan asah (Sularyo,1993).
a. Kebutuhan
Asuh
Kebutuhan dasar ini
merupakan kebutuhan fisik yang harus dipenuhi dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan. Kebutuhan ini dapat meliputi kebutuhan akan gizi atau
nutrisi,kebutuhan pemberian tindakan keperawatan dalam meningkatkan dan
mencegah terhadap penyakit, kebutuhan perawatan dan pengobatan apabila sakit,
kebutuha akan tempat atau perlindungan yang layak,kebutuhan higiene
perseorangan dan sanitasi lingkungan yang sehat,kebutuhan akan pakaian,
kebutuhan kesehatan jasmani dan akan rekreasi, dan lain-lain.
b. Kebutuhan
Asih
Kebutuhan ini berdasarkan
adanya pemberian kasih sayang pada anak atau memperbaiki psikologi anak.
Perkembangan anak dalam kehidupan banyak di tentukan perkembangan psikologis
yang termasuk didalamnya adanya perasaan ksih sayang atau hubungan dengan orang
tua atau orang disekelilingnya karena akan memperbaiki perkembangan
psikososialnya.
c. Kebutuhan
Asah
Kebutuhan ini merupakan yang
harus dipenuhi pada anak, untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan secara
optimal dan sesuai dengan usia tumbuh kembang. Pemenuhan kebutuhan
asah(stimulasi mental) akan memperbaiki perkembangan anak sejak dini sehingga
perkembangan psikososial, kecerdasan, kemandirian dan kreatifitas pada anak
akan sesuai dengan harapan atau usia pertumbuhan dan perkembangan.
1.2 Peran
Perawat Anak
a. Family
advocy
·
Melindungi anak dalam pelanggaran hak yaitu
hak utnuk tolak perawatan, hak untuk pilih dokter, hak untuk menolak obat
·
Bertanggung jawab pada diri sendiri,
profesi,institusi, pasien dan keluarga
b. Prefention
·
Merencanakan perawtan dengan
mempertimbangakan aspek tumbuh kembang anaka yaitu nutrisi dan imunisasi
·
Perawat membinging orang tua untuk mencegah
kemungkinan adanya masalah
·
Perawat tidak hanya mencegah penyakit atau
kecelakaan fisik tetapi juga untuk meningkatakan kesehatan mental
c. Health
teaching
Tidak
dapat dipisahkan dengan Family Advocy dan Prevent. Perawat memberikan
pendidikan yang tepat dalam role model
d. Counseling
mengatasi
stress.
e. Therapetik
Role
Perawat
membantu kebutuhan fisik dan mental anak termasuk makan-minum, mandi, pakaian,
keamanan dan sosialisasi
f. Kolaborasi
holistik
Perawat
mengadakan kolaborasikan dengan tim kesehatan lainnya. Mengkomunikasikan
pendapatnya terhadap anggota tim kesehatan lainnya.
g. Health
Care Planning
·
Perawat secara aktif berperan aktif masyarakat
luas
·
Memelihara
anak
·
Harus tahu kebutuhan masyarakat
·
Tidak hanya memberikan jiwa baru tetapi juga
meningkatkan kualitas
h. Researcher
Peran
ini sangat penting yang harus dmiliki oleh semua perawat anak. Sebagai peneliti
perawat harus melakukan kajian-kajian keperawatan anak, yang dapat dikembangkan
untuk perkembangan teknologi keperawatan. Peran sebagai peneliti dapa dilakukan
dalam meningkatkan mutu pelayanan keperawatan anak
1.3 Dampak
Sistem Yankes terhadap Keperawatan Anak
- Pencapaian
derajat kesehatan yang tinggibagi anak sebagai satu bagian dari
sistempelayanan kesehatan di
keluarga.
- Meningkatkan
kepuasaan anak dan keluarga
- Mengurangi
fragmentasi pemberian asuhan
1.4 Persektif
Keperawatan Anak
Perawatan anak adalah suatu
prate keperawtan yang menekankan pada status kesehatan anak dari bayi sampai
remaja. Tujuan keperawtan anak adlah membantu anak sehat/sakit untuk mencapai
derajat kesehatan yang optimal sesuai dengan tingakat perkembanganya.
Orientasi
penekannya tidak pengobatan anak sakit tetapi pada promotif dan preventif.
Berfokus kepada pendekatan anak dan keluaraga. Keluarga bertanggung jawab pada
perawatan anak dengan bantuan perawat. Indikator derajat kesehatan anak yaitu :
a.
Umur harapan hidup
b.
Angka kematian bayi
c.
Maternal Mortality Rate
1.5 Upaya
Keperawatan Anak dalam Penanggulangan Masalah kesehatan jiwa di Klinik dan
komunitas
a. Ajak
berbicaa telebh dahuu dengan orang tua sebelum berkomunikasi dengan anak atau
mengkaji anak dengan menjalin hubungan dalam tindakan keperawatan.
b. Lakukan
kontak dengan anak dengan mengawali bercerita atau teknik lain agar anak mau
berkomunikasi
c. Berikan
mainan sebelum masuk kedalam pembicaraan inti
d. Berikan
kesempatan pada anak untuk memilih tempat pemeriksaan yang diiinginkan sambil
duduk, berdiri, atau tidur
e. Lakukan
pemeriksaan dari sederhana ke kompleks, pemeriksaan yang berdampak trauma
lakukan diakhir pemeriksaan
f. Hindari
pemeriksaan yang menimbulkan ketakutan pada anak dan beri kesempatan untuk
memegang alat periksa
BAB
III
PEMBAHASAN
A.
Kasus :
An. D (6th), An C
(7th) dan An B (6th) dirawat di bangsal anak dengan kasus
Thypoid saat ini ketiga anak ini sudah tidak panas, tidak mual, dan tidak
muntah, tetapi cenderung diam dan ketakutan ketika perawat datang untuk
memberikan tindakan keperawatan
Berdasarkan kasus diatas,
diskusikan dalam kelompok, mengenai :
1.
Bagaimanakah karakteristik anak yang berada
pada tahap perkembangan usia pada kasus ini?
-
anak merasa takut pada perawat saat melakukan tindakan keperawatan
-
anak merasa depresi selama dirawat dirumah sakit
2.
Bagaimanakah prinsip bermain yang sesuai
dengan tahapan tahapan tumbuh kembang klien anak pada kasus ini?
Menurut
kelompok kami prinsip bermain yang sesuai dengan tahapan-tahapan kembang anak
pada kasus tersebut adalah bagaimana perawat dapat berinteraksi baik dengan
klien tersebut sehingga klien tersebut mau menceritakan apa keluhan dan
ketidaksukaannya sehingga ia tidak berdiam diri.
3.
Program bermain apa sajakah yang sesuai
dengan tahapan tumbuh kembang klien anak pada kasus ini?
Program
bermain yang digunakan yaitu :
·
Bermain puzzle , untuk melatih ketepatan dan
kecerdasan
·
Bermain konstruksi, melatih kreatifitas
·
Menyanyi, melatih daya ingat.
Program tersebut bertujuan untuk:
Ø Pengembangan
aspek fisik, misalnya kegiatan-kegiatan yang dapat merangsang pertumbuhan fisik
anak
Ø Pengembangan
bahasa, seperti melatih berbicara dengan menggunakan kalimat yang benar
Ø Pengembangan
aspek kognitif, antara lain pengenalan suara, ukuran, warna dan bentuk
Ø Pengembangan
aspek social, khusunya dalam hubungannya dengan interaksi ibu dan anak,
keluarga dan masyarakat.
·
Pencegahan
Kecelakaan Pada Anak
Pada setiap kunjungan anak sehat,
pencegahan anak dari kemungkinan kecelakaan juga harus didiskusikan. Beberapa
kemungkinan yang dapat membahayakan keselamatan anak di lingkungan sekitar
rumah perlu ditekankan sama pentingnya dengan masalah keselamatan dalam
berkendaraan. Sirup ipecac dapat diberikan saat kunjungan anak umur 6 bulan,
dan nomor telepon Pusat Pengendalian Keracunan setempat harus diberikan pada
orang tua.
Agar anak dan orang tua lebih berperan penuh
dalam proses tersebut , aspek perkembangan pencegahan kecelakaan harus
ditekankan. Misalnya, kemampuan anak untuk merangkak, memegang serta memasukan
benda kedalam mulutnya merupakan masalah pencegahan keracunan terutama , pada
saat kritis dimana tahap perkembangan anak telah tercapai. Dengan demikian
sirup ipecac di setiap rumah untuk “ pencegahan kecelakaan “ pada anak menjadi
penting artinya.
·
Bimbingan
Dan Penyuluhan Pada Orang Tua Anak
a) Bimbingan dan penyuluhan seorang perawat terhadap orang
tua anak:
Ø Tujuan
umum:
1) Untuk
meningkatkan peranan ibu dan anggota keluarga lainnya untuk sedini mungkin memberikan
stimulasi pada tumbuh kembang anak yang menyeluruh dalam aspek fisik , mental ,
dan social, yakni terbentuknya manusia Indonesia seutuhnya yang menghayati dan
dapat mengamalkan pancasila.
Ø Tujuan
khusus.
2) Meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran ibu dan anggota keluarga lainnya tentang pentingnya :
ü Proses
tumbuh kembang anak balita dalam aspek fisik, mental dan social.
ü Pelayanan
yang tepat dan terpadu yang tersedia bagi anak , misalnya di Posyandu.
3)
Meningkatkan ketrampilan ibu dan anggota
keluarga lainnya dalam mengusahakan tumbuh kembang anak secara optimal, antara
lain dengan stimulasi mental dengan menggunakan Alat Permainan Edukatif (APE)
dan memanfaatkan pelayanan yang
tersedia.
·
Bermain
Pada Anak
Anak
memerlukan alat bermain bervariasi, sehingga bila dia bosan permainan yang
satu, dapat memilih permainan yang lainnya. Misalnya, anak-anak tidak hanya
menghabiskan waktunya untuk bermain dengan pasir, balok, ataupun krayon, tetapi
ia harus punya waktu walaupun sedikit untuk pertumbuhan otot-ototnya dengan
bermain tali, bola, naik sepeda dan lain-lain.
Bermain
harus seimbang, artinya harus ada keseimbangan antara bermain aktif dan yang
pasif yang biasanya disebut hiburan. Dalam bermain aktif kesenangan diperoleh
dari apa yang diperbuat oleh mereka sendiri, sedangkan bermain pasif kesenangan
didapat dari orang lain.
1. Bermain
aktif

Perhatian pertama anak pada alat bermain
adalah memeriksa alat permainan tersebut. Anak memperhatikan alat permainan,
mengocok-ngocok apakah ada bunyi, mencium, meraba, menekan, dan kadang-kadang
berusaha membongkar.

Pada anak umur tiga tahun, misalnya dengan
menyusun balok-balok menjadi rumah-rumahan dll.

Misalanya main sandiwara boneka, main
rumah-rumahan dengan saudara-saudaranya atau dengan teman-temannya.

2. Bermain
pasif
Dalam hal ini anak berperan pasif, antara
lain dengan melihat dan atau mendengar. Bermain pasif ini adalah ideal, apabila
anak sudah lelah bermain aktif dan membutuhkan sesuatu untuk mengatasi
kebosanan dan keletihannya. Contohnya: melihat gambar-gambar dibuku-buku atau
majalah, mendengarkan ceraita atau music, menonton televise dan lain-lain.
·
Pembuatan
Rancangan Program Bermain Pada Anak
A. ISI PROPOSAL BERMAIN
1.
Topic/judul/tema:
·
Puzzle
·
Bermain konstruksi
·
Menyanyi
2.
Alasan
pemilihan topic
Agar anak bisa menyusun puzzle dengan tepat,
menyusun balok sesuai kreatifitas, agar bisa menghafal lirik dan menyanyikan
lagu.
3.
Tujuan
(TIU dan TIK)
·
TIU
Anak dapat mencapai tugas perkembangan secara
optimal sesuai dengan tahapan perkembangan
·
TIK
-
65% anak mampu Menyusun puzzle
-
70% anak mampu menyusun balok
-
85% anak mampu menyanyikan lagu
4.
Waktu
pelaksanaan
·
Hari/tanggal :
jumat, 23 Maret 2012
·
Pukul :
10.00 – 11.30 WIB
5.
Tempat
dan setting tempat
·
Tempat :
ruang perawatan anak ruang melati
·
Setting tempat
·

Keterangan:

pemimpin

moderator

fasilitator

observer

anak

orangtua
6.
Karakteristik
permainan
·
Menurut isi :
ü Unoccupied
behavior play
Situasi/obyek di sekeliling digunakan sebagai
alat permainan
·
Menurut karakteristik social
ü Solitary
play
Bermain bersama tapi alat permainan beda,
tidak ada kontak
ü Parallel
play
Alat permainan sama tapi tidak ada kontak
7.
Sasaran
(umur dan karakteristik)
·
An D (6 th)
Karakteristik: polos, aktif
·
An C (7 th)
Karakteristik : polos, cuek, aktif
·
An B
(6 th)
Karakteristik : polos, akti, ceriwis
8.
Metode
·
Menyusun puzzle dan balok sesuai kreatifitas
·
Menyanyi bersama
9.
Media :menggunakan puzzle dan balok
10. Hal yang perlu diperhatikan : nangis, terlepasnya infuse,
memperhatikan kondisi anak saat bermain
11. Antisipasi : pemasangan
pelundung tempat tidur, anak terlihat lelah
12. Strategi bermain
no
|
Tahap
|
Waktu
|
pelaksana
|
Kegiatan
petugas
|
Kegiatan
peserta
|
1.
|
Pembukaan
|
10.00
|
moderator
|
Memberi salam, berdoa,
|
Menjawab salam
|
2.
|
Program bermain
|
10.15
|
Pemimpin pelaksana
|
Memberi permainan
Puzzle dan balok
|
Mengikuti program bermain
yang diberikan
|
3.
|
Penutup
|
11.15
|
moderator
|
Bernyanyi, berdoa,
|
Ikut bernyanyi, ikut
berdoa
|
13. Analisis tugas
·
Motorik kasar : anak duduk di tempat tidur
·
Motorik halus : anak bisa membedakan suara
dan berbagai macam gamabr
·
Bahasa :
tidak resmi (anak-anak)
·
Aspek social :
dapat berkomunikasi dengan baik antara anak-anak dan perawat
·
14. Pengorganisasian
a)
Ketua : perawat
…
Tugas:



b)
Moderator : perawat
…
Tugas :

c)
Pemimpin
permainan : perawat
…
Tugas:



d)
Fasilitator : perawat
…
Tugas:

e)
Observer : perawat
…
Tugas:

15. evaluasi
a)
struktur
-
fasilitator menyiapkan alat dengan baik
-
fasilitator menempatkan anak dalam posisi
yang nyaman
-
moderator membuka dan menutup acara permainan
dengan baik dan mendapat antusias dari anak-anak
b)
proses
dengan cara mengamati semua perilaku yang
ditunjukkan oleh anak selama permainan berlangsung
c)
hasil
-
65% anak mampu Menyusun puzzle
-
70% anak mampu menyusun balok
-
85% anak mampu menyanyikan
·
Dampak
hospitalisasi pada anak, dan bagaimana berkomunikasi pada anak dan penyuluhan
kepada orang tua
Walaupun anak mengalami sakit dan atau
dirawat tugas perkembangan tidaklah berhenti. Hal ini bertujuan; melanjutkan
tumbuh dan kembang selama perawatan sehingga kelangsungan tumbuh kembang dapat
berjalan, dapat mengembangkan kreatifitas dan pengalaman, anak akan mudah
beradaptasi terhadap stress karena penyakit yang dirawat.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Tumbuh kembang anak sangat berpengaruh pada
kreatifitas anak yang terus berjalan sesuai tingkat usianya, hal ini harus diperhatikan
oleh perawat khususnya bagi anak-anak yang dirawat inap. Menjadi perhatian
perawat karena takutnya anak yang mengalami rawat inap akan menjadi bosan dan
tidak mau dirawat.
Saran
Bagi
para mahasiswa keperawatan agar lebih berkreatifitas dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada anak-anak agar lebih bersabar dan perhatian kepada anak-anak
sehingga anak-anak tidak bosan selama rawat di rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA
dr.Soetjiningsih,
SpAK .Tumbuh Kembang Anak . Buku Kedokteran. Jakarta. 1995.
Nelson.
Ilmu Kesehatan Anak. Buku Kedokteran. Jakarta. 1999.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus